Cuba, Negeri Dongeng


Negara Vintage

Alce diantara gadis Cuba

Jika ingin hidup bahagia,  belajarlah dari orang Cuba, Jika ingin menari dengan baik belajarlah dari orang Cuba dan pergilah ke Cuba. Begitu slogan yang sering saya dengar di ucapkan orang-orang yang aku temui dari berbagai belahan dunia.

Sering mendengar banyak cerita bahwa orang Cuba adalah orang yang bahagia didunia. Walaupun negara Cuba itu miskin tapi masyarakatnya adalah orang-orang yang memiliki hari ceria. Mereka hidup dalam budaya seni yang tinggi dan menari ada disetiap denyut nadi mereka. Menari adalah bagian dari detak jantungnya. Karena Menari ada disetiap kehidupan mereka, konon katanya inilah rahasianya mengapa orang Cuba selalu berbahagia. Tarian yang terkenal yang berasal dari Cuba adalah tarian Salsa.

Cuba melahirkan banyak musisi dan artis berkelas dunia, sebagai contoh Gloria Estefan, Buenos Social Club dan masih banyak lagi. Rata-rata masyarakatnya pintar bermain music dan tentu saja menari dan menyanyi.

Aku sendiri saat masih bujangan sudah belajar menari salsa dan sejak belajar Salsa inilah aku makin tergila-gila ingin pergi ke negeri Cuba.

Selain itu ada alasan lain mengapa saya sangat ingin ke Cuba, karena katanya jika ingin melihat kehidupan dunia di era tahun 60-70-an, atau jika ingin melihat dan menikmati mobil mobil mewah tua antik dan suasana bangunan dan kehidupan yang masih serba vintage seperti yang di film-film  membuat impian untuk berkunjung ke Cuba semakin dalam.

Mobil Antik yang hanya dijadikan taxi atau disewakan untuk umum

Mobil-mobil antik yang dipakai buat taxi atau disewakan untuk turis

Sejarah Singkat Cuba

Cuba adalah negara yang terkena embargo dari Amerika sejak tahun 1960 hingga sekarang.

Karena embargo yang dilakukan secara terus menerus ini, Cuba menjadi negara yang jauh tertinggal hingga kini. Bayangkan, negara ini menjadi yang tertinggal bagaikan Indonesia 70-80an tahun yang lalu atau bahkan lebih. Disini sangat sulit untuk mendapatkan apapun. Tidak banyak barang yang bisa dibeli karena tidak banyak barang yang bisa dijual akibat tidak bisa mengimpor barang apapun dari luar sedangkan Cuba sendiri tidak bisa memproduksi apapun karena memang tidak punya pabrik industri apapun sebelum negara ini dulu terkena embargo. Jadi walaupun memiliki uang, untuk membeli sesuatu pun juga sangatlah sulit. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa membawa barang masuk ke negara ini, itupun dalam kondisi dan syarat tertentu.

Hanya orang-orang kaya dan orang-orang berpengaruh saja yang boleh pergi keluar masuk Cuba dan pergi berbelanja ke negara luar, sedangkan orang Cuba biasa, mengeram di tempat karena susah mendapatkan ijin keluar negara. Ini membuat perbedaan antara si kaya dan si miskin di Cuba semakin tajam dan menyakitkan.

Walaupun negara dunia ketiga, liburan di Cuba itu berkategori mahal. Makanan, transport dan apapun juga sangat mahal. Bahkan turis eropa pemegang euro yang saya ajak ngobrol pun banyak yang mengeluh karena harga yang mahal. Enggak percaya aja rasanya di negara dunia ke tiga dan miskin seperti ini harga bisa melambung tinggi. Yang boleh dikatakan „murah“ itu sebenarnya hanya akomodasi sewa kamar rumah penduduk dari yang bisa di booking melalui Airbnb, sedangkan jika ingin tinggal di hotel harganya tentu cukup mahal. (See page how and where to stay in Cuba : Akomodasi di Cuba).

Mata Uang Cuba

Cuba menggunakan 2 mata uang (aneh ya), nama mata uangnya CUP dan CUC. CUC(baca: Kup) adalah mata uang lama Cuba yang sering juga di sebut Peso biasanya di pakai orang local sekali dandigunakan di kota kecil atau dipasaran kampung, sedangkan CUC (baca:Kuk) adalah mata uang yang wajib digunakan oleh para tourist di Cuba untuk berbelanja. Nilai 1 CUC = 25.000 CUP, sedangkan 1 US$ = 1 CUC, dan 1 euro = 1, 080 CUC, nah jika harga-harga ini dibandingkan dengan Euro atau US$ semua harga jadi terasa mahal jika dibandingkan dengan harga barang atau belanja di eropa.

Visa

Hampir semua warga negara asing yang ingin berkunjung ke Cuba memerlukan visa atau tourist card . Hanya ada 18 negara di dunia yang tidak memerlukan Visa untuk masuk ke Cuba diantaranya Malaysia (90 day free), Singapore (30 day free), sedangkan Warga negara Indonesia cukup menggunakan Tourist Card maupun Visa jika ingin kesana.

Tourist Card atau Visa bagi domisili Jerman bisa di urus oleh travel agent perjalanan jika kita membeli tiket melalui mereka atau bisa juga di apply di penerbangan transit atau Voa. Saya yang berdomisili di Jerman memilih untuk mengurus sendiri Visa saya dan anak saya Ribka ke Kedutaan Cuba di Berlin. Proses aplikasi Visa di Berlin berjalan sangat cepat. 30 menit saja proses berlangsung, visa langsung selesai. Hal ini tentu jika data yang kita bawa memang lengkap. Kelengkapan dan persyaratan bisa dicek terlebih dahulu melalu website Cuba di Jerman. Biaya Visa untuk Cuba di Kedutaan di Berlin sebesar  € 22.

Permohonan Visa Cuba juga bisa didapatkan di airport-airport transit yang menuju ke Cuba. Ketika kami transit di Panama saya melihat counter pelayanan Visa untuk Cuba. Biaya Visa untuk Cuba di transit Panama ini sebesar U$ 65, dan jika permohonan Visa dilakukan Voa saat tiba di Cuba maka biayanya jauh lebih mahal yaitu U$ 100. Jauh lebih mahal bukan?

Jika permohonan Visa atau tourist card dikabulkan, visa yang diberikan berlaku untuk melakukan kunjungan selama 30 hari. Jika ingin mengunjungi Cuba, memiliki Asuransi Kesehatan adalah wajib hukumnya. Jika tidak memiliki Asuransi Kesehatan saat dilakukan control Imigrasi di kedatangan Cuba, maka akan diwajibkan untuk melakukan permohonan Asuransi Kesehatan di kedatangan airport dan biayanya Biaya yang dikenakan sebesar 5 Cuc atau setara dengan 5 U$/day. Biaya ini tentu mahal sekali jika dibandingkan dengan kita mengurus sendiri dari awal di negara domisili kita. Selain itu persyaratan lain jika ingin mengunjungi Cuba,  visitor diwajibkan memiliki return tiket.

Cuba dan sistem Transportasinya 

Salah satu alasan yang membuat travelling ke Cuba itu mahal adalah soal transportasinya. Suerrr..sulitnya transportasi disana bagaikan Indonesia dibagian timur atau bahkan lebih parah lagi keadaannya.

Masih efek embargo, mereka tidak bisa meng-import kendaraan dari luar atau meng-import onderdil atau sparepart dari luar. Akibatnya, mereka harus berusaha merawat dan menjaga kendaraannya sebaik mungkin jangan sampai lalai dan rusak, sparepartnya pun tak ada. Sering mereka harus mengkanibalkan sparepart mobilnya dengan mayat mobil lain yang sudah tidak bisa dipakai lagi.

Jadi orang Cuba itu, mereka merawat kendaraannya kayak bayi, disayaaang banget karena itulah nafas kehidupan mereka. Tentu saja ada mobil-mobil moderen dan baru disana, tetapi tidak banyak, sekali lagi itu hanya jadi milik orang-orang tertentu saja. Para pejabat dan konglomerat yang tentunya yang dekat dengan pemerintah. Semua Sesuai apa kata pemerintahnya saja.

transport truck yang ke pantai

Cara menempuh jalan-jalan didalam kota dan jalan antar propinsi 

Dari Jóse Marti airport Havana ke Old Havana (kota tua havana) naik taxi harga harga sekitar 20-25 Cuc (rate sama dengan Us dollar). Kuat-kuat nawar aja karena di Cuba sama seperti di Indonesia, harus kuat Tarik urat leher “Nawar”!

 

Naik Bus Viazul

Jika ingin ke kota lain atau propinsi lain bisa naik Bus Viazul. Bus ini yang rada moderen dan sering digunakan para turis dan sudah ala bus patas kalo di Indonesia. Tiket bisa di booking (beli) dari luar negeri di websitenya langsung (www.viazul.com) dengan menggunakan credit card. Beli tiket bus Viazul ini harus jauh-jauh hari sebelumnya karena sering cepat habis sebelum tanggal keberangkatan.

Tiket bus viazul itu juga masih bisa kita batalkan online sebelum 5 hari dari tanggal keberangkatan.

2 minggu sebelum ke Cuba karena bingung soal transportasi collectivo saya booking semua tiket bis antar propinsi lewat Viazul, tetapi setelah berada di Cuba saya lebih faham soal transportasi collectivo dan memutuskan untuk naik collectivo saja jika ingin berpindah kota. Maka semua tiket bus saya batalkan online tanpa masalah. Hanya 1 tiket yang hangus karena saya telat batalin gegara tidak ada internet. Tak apalah!

Pertimbangan naik bus Viazul lebih murah dari Collectivo belum tentu benar, tergantung dimana tempat kita menginap. Kalo dari stasiun bis lagi kita harus naik taxi? Maka pada akhirnya nanti biaya akan sama. Belum lagi masalah kita tidak tahu bahasa mau ngomong kemana dan kena getok harga karena mereka tahu kita turis. Jadi Collectivo adalah pilihan terbaik untuk kita yang tidak tahu Bahasa spanyol.

 

Naik Collectivo 

Naik Collectivo ke Cienfuegos

Di Cuba juga ada travel antar jemput ke rumah seperti di Indonesia, Namanya Collectivo!

Harganya lebih mahal daripada naik bus Viazul tentunya, tapi enaknya kita dijemput ditempat kita menginap dan diantar sampai ke tempat kita menginap di tujuan berikutnya.

Saya dan Ribka lebih memilih naik Collectivo, karena selain lebih gampang karena di antar jemput juga sensasinya adalah karena ini naik mobil oldies jadi kita tidak perlu membayar extra hanya karena pengen naik mobil antik. Semua Collectivo sudah pasti antik mobilnya.

 

Cara terbaik naik mobil collectivo adalah lebih baik meminta tolong Casa tempat kita menginap untuk memesannya. Selain bisa di percaya, mereka sudah pasti memiliki hubungan yang baik dengan para collectivos. Bahkan kalau pemilik Casa itu baik dengan mu mereka bisa arrange naik Collectivo yang penumpangnya cukup 4 orang saja. Kalo lagi beruntung bahkan bisa kita sendiri saja, ini sering saya alami dengan anak saya Ribka.

Hijack

Camonies

Hijack artinya adalah mencegat kendaraan dijalan untuk meminta tumpangan. Hijack adalah sesuatu yang biasa di Cuba namun ini bukan tumpangan gratis. Hijack ada dimana-mana karena sistem transportasi yang sulit dan jumlah kendaraan yang tidak banyak. Di sepanjang jalan di luar kota selalu akan ada kerumunan atau seseorang yang berdiri di pinggir jalan berusaha menyetop kendaraan yang lewat mengharap belas kasihan untuk membawa mereka pergi. Hijack disini tidak gratis, tetep harus bayar karena memang kehidupan disana sangat susah dan mahal untuk mereka. Biasanya truk adalah kendaraan yang paling sering mau menampung hijackers. Jangan kira truk di Cuba yang di hijack penumpang ini baru,  dicat warna warni dan bertulisan macam macam ala truk kita di Indonesia ya, truk disini bahkan sudah sangat tua. Kalau di Indonesia saja rasanya, sapi pun ogah naik naik truk tua rongsok begini. Hahaha

Angkutan truk buat manusia ini dinamakan Camiones.

Kendaraan dalam kota

Bus dalam kota itu rata rata 1 cuc atau 1 dollar jauh dekat. Tapi buukkk..itu bis modelnya kayak kendaraan jaman belande duluuu..kalo saya uuh gak kuat deeh. Jadi kalo dalam kota saya lebih memilih naik taxi, tuk tuk, becak atau Caballo (kuda).

Juga ada taxi Kuning yang bentuknya sudah modern, tapi tentu aja harganya sudah lebih mahal. Cuma enaknya para taxi kuning ini rata rata bisa ngerti Bahasa inggis dikit-dikit.

Akomodasi Cuba

Rumah host kami di Cienfuegos

Berdasarkan referensi berbagai macam travelling blogs dan travelling community yang saya baca sebelum berangkat ke Cuba, semua menyarankan pilihan tempat menginap

Terbaik jika ingin melakukan perjalanan secara mandiri ke Cuba adalah menginap disebuah Casa yang berarti rumah. Penyewaan Casa itu bisa berupa rumah atau apartemen seutuhnya, atau bisa juga hanya room per room saja.

Penyewaan Casa ini di support penuh oleh pemerintah dan pemerintah membuat aturan-aturan tertentu dalam penyewaan Casa.

Cara terbaik mem-booking akomodasi di Cuba adalah melalui Airbnb bukan website linenya, kenapa?

Karena didalam webpage Airbnb bisa langsung difilter antara Casa biasa dan Particular, sedangkan di webpage lainnya belum tentu diberi keterangan antara Casa Particular dengan Casa Biasa.

Saat travelling ke Cuba, menginap disebuah hotel itu tidak bukanlah pilihan yang biasa,  karena di Cuba itu sendiri jarang ada Hotel yang kecil-kecil. Kalo ada hotel, berarti hotel yang besar-besar saja yang harganya menguras dompet dan membuat menjerit.

Ada 2 jenis pilihan untuk menginap di sebuah Casa, yaitu Casa Particular dan Casa biasa.

Casa Particular adalah sebuah penyewaan akomodasi yang memenuhi standart sertifikasi ijin resmi dari pemerintah. Misalkan ; dalam sebuah Casa Particular, Casanya wajib membantu memberikan informasi yang benar terhadap tamu di rumahnya. Membantu tamunya mencari kendaraan dan akomodasi ditujuan mereka berikutnya. Wajib memasak atau memberikan pelayanan (berbayar) makanan dan minuman untuk tamu yang menginap dirumahnya karena membeli makanan di luar di Cuba itu sulit. Wajib memberikan layanan yang membuat tamu yang menginap dirumahnya merasa nyaman. Jadi, katakanlah, Casa Particular adalah sebuah akomodasi dengan pilihan yang bisa dipercaya.

Sedangkan untuk Casa Biasa mereka bebas beroperasi menyewakan tempatnya tinggalnya tetapi ada aturan tersendiri buat Casa Bias aini, misalnya mereka tidak boleh memberikan layanan memasak dll seperti yang di bolehkan pada Casa Particular dan terkadang bahkan banyak belum memenuhi standart sewa umumnya. Tapi jangan kuatir, di Cuba juga kurang lebih sama seperti di Indonesia, Casa Biasa yang tidak mempunyai ijin memberikan layanan masak memasak inipun sering tetap memberikan layanan, yeah sepanjang tidak terciduk. Hahaha..

Harga ke dua jenis Casa ini pun kurang lebih sama, karena harga setiap akomodasi itu tetap menjadi hak penuh owner masing-masing. Range harga bisa dimulai dari 8€ keatas. Harga Casa saya di Vinales dan Cienfuegos malah cuma 10€/night. Casa yang rada-rada agak mahal kami sewa itu cuma di Havana tetapi untuk standart eropa bahkan Indonesia sekalipun ini tidak mahal, karena harganya cuma 60€/night inipun sebenarnya sebuah apartement full furnish berwifi (ingat di Cuba itu sangat sulit untuk mendapatkan sambungan internet) dan lengkap dengan dapur mini yang bisa kami pakai untuk memasak Indomie hahaha.

Harga seginipun lokasinya sudah di pusat kota banget, didaerah meeting pointnya Old Havana.

Festival di Cienfuegos

Pengalaman Menginap di Casa

Mi Casa, es tu Casa…

Ini bagian yang paling berkesan saat kami traveling di Cuba, kehangatan dan keramahan tuan rumah saat menerima kami menginap dirumah mereka mampu mengubah banyak hal dalam pola setelah perjalanan ini.

Casa dalam bahasa Spanyol berarti rumah.

Me Casa es tu Casa adalah peribahasa yang sering di ucapkan orang Spanyol terhadap orang yang menjadi tamu dirumahnya, yang berarti ” anggap saja rumah saya seperti rumah mu sendiri” atau “rumahku adalah rumah mu juga”.

Berdasarkan banyak review yang saya baca di website maupun blog semua menyarankan untuk memesan akomodasi sebaiknya lengkap dengan makan pagi dan makan malam. Selain mencari makanan di luar itu sulit karena kasus embargo tadi, harga yang didapatkan pun belum tentu lebih murah jika makan dirumah induk semang. Selain itu, dengan memesan makanan dirumah induk semang kita jadi bisa merasakan kultur negara ini dalam arti sebenarnya. Tuan rumah pada umumnya akan memasak sendiri makanannya dan tentu saja mereka akan memprensentasikan makanan dan meja makan sesuai dengan budaya asli yang melekat dalam kehidupannya sehari-hari. Walaupun cuma makan di rumah, orang Cuba selalu menata meja dan makanan sepenuh hati dengan cita rasa seni yang tinggi membuat appetite kita segera muncul dan selalu kekenyangan gak bisa move on. Eaahh…

Makanan yang diberikan biasanya adalah menu super lengkap, di mulai dari starter, main course hingga dessert. Sajian makan di Casa-casa ini jauh lebih lengkap dan porsinya lebih besar dan murah daripada set menu di restoran loohh…

Bayangkan, tiap makan selalu di buatin juice segar. Juicenya bukan cuma 1 macam tapi bisa 2-3 macam. Juice Mangga, Guava, orange..eehh di tambah lagi susu segar. dan semuanya di hidangkan dalam Teko, jadi kalo mau nambah ya boleh nambah sepuasnya.

Mereka juga selalu menghidangkan sayur lalapan (salad) dan buah-buahan. All included.

Yang sering menyentuh hati itu saat kita pulang ke rumah dalam suasana panas dan kehausan, mereka langsung menyajikan fresh juice buatan mereka atau kopi asli Cuba tanpa dipungut biaya tambahan. Ohh So much love and so much affection yang diberikan, padahal mereka sangat sulit mencari uang disini looh. It`s soo touched..

Hal lain yang membuat kami selalu tertolong saat menginap di Casa adalah, pemilik selalu membantu kami mengurus travel mobil Collectivo untuk kami, memesankan taxi dan selalu memperlakukan kami bak keluarga mereka sendiri. Orang Cuba benar-benar sangat ramah, keramahan yang sama seperti orang di Indonesia. Looooveeee it!

Pengalaman tinggal di sebuah keluarga di Viñales

dengan nyonya rumah di Casa Vinales

Di kami menginap di Villa Coco, sebuah Casa yang dimiliki oleh pasangan Cuba kulit hitam dan Cuba kulit putih. Saya memesan akomodasi lengkap dengan layanan makan pagi dan makan malam. Harga sewa kamar kami murah banget hanya 10€/malam, tapi harga makannya yang mahal. Harga makan 10€/person/meal. Jadi setiap makan saya dan Ribka harus membayar 20€. Selisih jauh dengan harga kamar kan?

Seperti saya ingatkan sebelumnya, harga apapun di Cuba cukup mahal karena sulitnya mendapatkan bahan baku makanan. Walaupun harga makanan selisih jauh dengan harga kamar tetapi sebenarnya tidak mahal, karena makanan yang disajikan selalu lengkap saji, porsi jumbo dan penuh gizi, asli masakan Cuba.

Si Bapak ini juga baik banget beliau selalu membantu mengatur apapun yang ingin kami lakukan selama menginap dirumahnya. Dan dia tidak mencari keuntungan dari kami. Selalu mencari harga terendah buat kami dibandingkan harga yang dibayarkan tourist lainnya. Hal ini diketahui karena saya selalu bertanya ke tourist lainnya berapa yang mereka bayarkan.

Pasangan suami istri ini sungguh baik, si bapak menyarankan kami untuk naik kuda keliling lembah yang terkenal di Viñales, dan beliau memanggil penduduk lokal untuk mengantar kami keliling supaya mendapatkan harga yang lebih murah. Kami diajak berkeliling naik kuda ala Rudolfo dan Marimar naik turun lembah, mengunjungi ladang tobacco dan tempat pembuatan Cigar Cuba yang terkenal itu. Bahkan di tempat ini kami diajarkan bagaimana cara membuat Cigar dan diterangkan tentang seluk beluk Cigar dan kualitasnya. Dapat ilmu baru pokoknya

Istri si Bapak ini juga pintar banget masak. Kami pernah dimasakin Lobster besar hasil pancingan bapaknya yang kuanggap menjadi masakan Lobster terenak yang belum pernah tersaingi rasanya hingga kini. Hal yang paling menyentuh hati, karena aku dan anakku pengen banget ke pantai, si bapak mengantar kami ke terminal bis untuk ke pantai. Saking baiknya si ibu ini bahkan membungkus sandwich untuk bekal kami. Saat tiba di pantai ternyata gak ada yang jualan makanan padahal kami akan di baru bisa pulang sorenya saja karena bis pantai ini hanya datang untuk mengantar orang datang pagi dan baru menjemput kembali di sore harinya. Coba tidak ada Sandwich buatan nyonya rumah tadi, pasti kami akan sangat kelaparan di pantai. Disitu saya merasa bersyukur banget karena telah dipertemukan dengan orang baik saat travelling jauh di tempat yang tak terduga.

 

Pengalaman di Trinidad

Dengan Nyonya rumah di Tri

Di Trinidad kami menginap di Casa El Mirador, La Boca-Trinidad.
Rumahnya dekat pantai dengan latar belakang pegunungan yang indah mirip di Labuan Bajo.
Nyonya rumah so sweet Lady owner. Wajahnya mirip Gloria Estefan artis Cuba favoriteku. Dia selalu menyambut kami dengan senyum. Saat aku menyuci pakaianku dimesin cuci dirumahnya, yang merupakan fasilitas gratis dari mereka, aku dan Ribka kemudian jalan seharian keluar. Saat kami pulang dia bahkan sudah mengangkat jemuran dan menyeterikakan semua bajuku dan Ribka tanpa memungut biaya sepeser pun walaupun aku ingin membayarnya disaat chek-out, dia tetap menolak.

Besoknya karena melihat anakku Ribka tidak terlalu berminat ikut jalan-jalan keluar, dia menawarkanku untuk meninggalkan Ribka dirumah dan dia akan menjaganya. Kutinggal Ribka bersamanya 3 jam buat keliling-keliling kota Trinidad, Ketika aku pulang ke rumah kudapatkan Ribka kekenyangan karena selalu diberinya makan. Hahaha.

Dan semua itu tanpa ada biaya tambahan yang dikenakan.

Saat check out aku menghadiahkannya coklat dari Jerman sebagai tanda terima kasih, dan dia senang sekali.

Ada lagi,

Dengan pak polisi penarik dokar

Saat di Trinidad aku ingin ke pusat kota. Karena tempat menginap kami dekat pantai dan jauh dari kota tua trinidad aku menyetop dokar kuda yang menjadi transport utama di kota ini. Si pemilik kuda ternyata seorang polisi trinidad yang hari itu kebetulan off dan menarik dokar kudanya untuk mencari penghasilan tambahan. Hidup itu susah bro, semua harus berjuang, gak perlu gengsi-gengsian. Mas polisi ini menawarkan jasa 15€ untuk mengantarku keliling kota tua Trinidad juga mengunjungi tempat-tempat penting bersejarah di kota ini. Saat sampai disudut kota tua, mas polisi meminta ijin untuk singgah ke rumahnya mampir sebentar makan siang. Akupun diajak masuk dan diajak makan siang bersamanya, tentu saja aku tolak dengan sopan. Ya malulah makan sembarang dirumah orang. Tahu diri kalee siapa tahu ini cuma basa basi.
Lah saat kami berpapasan dengan penjual es tebu mas polisi ini justru berhenti dan memesan es tebu 2 gelas, yang ternyata satu gelasnya diberikan untukku. Kali ini aku tidak menolak sama sekali, karena kapan lagi aku bisa merasakan es tebu asli Cuba yang terkenal itu? Ingat, Perkebunan tebu adalah salah satu sejarah yang terkenal di masa perbudakan perkebunan tebu di Cuba. Dan aku tidak mau kehilangan kesempatan merasakan tebu ini.

Menurutku orang Cuba sungguh murah hati dan tidak matre, semua pengalaman dalam

perjalanan yang kami temui membuat perjalanan kami disana jadi sangat mengesankan.

 

Orang Indonesia di Cuba

Sekelumit cerita anak bangsa yang hidup di Cuba.

Lah kok bisa?

Seperti biasa jika mengunjungi suatu negara dalam waktu yang agak lama aku akan memposting itinerary ku di Couchsurfing. Kucantumkan dengan jelas detail travelling-ku, tidak berharap untuk mendapatkan inapan gratis, tapi siapa tahu aku bisa ketemu dengan pribadi-pribadi spesial disana yang mungkin akan memberi warna tersendiri dalam perjalananku nanti?

Tiba-tiba Hp-ku berbunyi : ” Weewww…ngapain ke Cuba??” sebuah pesan masuk melalui notifikasi couchsurfingku.

“Mau mandi Bacardi dan goyang Dangdut Salsa di Cuba” jawab ku santai bercanda.

*Bacardi* adalah minuman ber-alcohol asli produksi Cuba yang melegenda dan mendunia.

Nggak percaya dengan pesan yang masuk ini berasal dari Cuba, berkali-kali aku mengecek semua status dan profile pengirim berulang-ulang. Benar, pesan ini dikirim dari seseorang yang tinggal di Cuba. Tapi kok orang Indonesia?

Akhirnya aku chat si Mas, Mas ini (begitu aja saya manggilnya karena masih muda) ternyata seorang pejabat pemerintah di kedutaan RI di Cuba yang sudah bertugas disana 20-an tahun lamanya. (nama sengaja tidak aku sebutkan demi privasi ya).

Si Mas pejabat menawarkan antar-jemput dari Havana airport jika kami datang nanti, tapi kutolak karena memang aku sudah memesan semua taxi penjemputan saat ketibaan kami nanti.

Dengan Ibu KBRI Cuba dan Mbak Tia

Ketemuan…

Aku dan Ribka menginap di sebuah villa di Havana untuk beberapa hari dan Mas pejabat mengundang aku dan Ribka berkunjung kerumahnya. Kami naik taxi kesana. Ketika saya dan Ribka berkunjung ke rumah beliau, kami disambut dengan anak istrinya. Dan  anaknya walaupun lahir dan besar di Cuba dan hanya pernah sekali saja pulang ke Indonesia yang ternyata tetap pasih sekali berbahasa Indonesia. Luar biasa!

Kami banyak bercerita, di Cuba ada sekitar 50 orang Indonesia saja. Ada 7 mahasiswa Indonesia yang kuliah kedokteran di Cuba karena mendapat beasiswa disana. Katanya setiap tahun Cuba pasti menawarkan beasiswa buat orang Indonesia juga. Cuma testnya ketat sekali. Dan mas pejabat, sekolah serta kuliah di Cuba itu tidak ada biaya sama sekali alias gratis.

Karena kami tinggal beberapa hari di Havana, saya di ajak Mbak Tia istri si Mas pejabat untuk main ke Wisma RI karena mbak Tia mengajar Tarian Indonesia untuk anak-anak muda disana.  Anggota Grup tari ini berasal dari anak-anak Indonesia yang tinggal disana juga diikuti anak-anak Cuba yang ingin belajar tarian Indonesia.  Grup ini sering melakukan pentas dalam acara Festival di Cuba.

Kami juga sempat bertemu dengan Ibu Kedutaan RI yang sangat ramah dan baik hati asal Toraja.

Tahu enggak, untuk Latihan nari di wisma RI itu, anak-anak yang belajar nari disana itu diantar-jemput loh untuk latihan itu. Dikasih makan prasmanan saat selesai latihan dan dikasih duit 1 dollar (saya lihat sendiri)setiap selesai Latihan sama si Ibu Kedutaan. Dengan penasaran saya bertanya, “buu kok generous sekali??” Beliau menjawab : “iya disini cari uang itu susah sekali. Karena transport susah menuju Wisma Kedutaan jadi anak-anak dijemput jika mau latihan. Dan dikasih duit walaupun sedikit biar hati senang.“ Woowww…

Gaeess… betul kata orang. Merantaulah! Karena dengan merantau kita bisa menemukan pengalaman yang berbeda dan mengerti apa itu arti perjuangan dan pengorbanan. Disitu kita akan terbentuk jadi bijak dan lebih smart lagi.

Semoga ceritaku ini bermanfaat

Happy travelling

Alce Ganyau

 

16 thoughts on “Cuba, Negeri Dongeng”

Leave a Reply to Bunda Ana Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *